Pengganti Dedi Wajib Paham Birokrasi dan Tidak Merasa Benar Sendiri
- bidmudpurwakarta
- Jul 11, 2017
- 2 min read

Bermunculannya Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta pengganti Dedi Mulyadi akan lebih menyemarakkan pesta demokrasi di Purwakarta yang akan berlangsung pada tahun 2018.
Para kandidat tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Forum Mahasiswa Cinta Purwakarta (Formacipta). Ada yang berlatarbelakang birokrat, diantaranya, Padil Karsoma, Dadan Koswara, Endang Koswara, Entin Setiawati, M. Fadjar Sidik, Ruslan Subanda, Nina Aminah Bajri, Purwanto dan Ahmad Arif. Dari kalangan politisi muncul nama-nama seperti Acep Maman, Sarip Hidayat, Anne Ratna Mustika, Rustandie, Saipudin Zukri, Neng Supartini, Mesakh Supriadi, Lalam Martakusumah, Budi Sopani Mufih, Agus Darmawan, Agus Sundana dan Heri Rosnendi. Sementara dari kalangan pengusaha muncul nama Zainal Arifin, Yoyo Yahya, Mamat Abdul Latif, Lutfi Bamala, dan Saipul Bahri Binjen. Dan ada juga kandidat dari TNI, Burhan Fuad dan Diki Darmawan. Kemunculan berbagai bakal calon bupati dan wakil bupati tersebut menjadi diskursus tersendiri bagi kalangan mahasiswa Purwakarta. Berbagai pandangan mereka utarakan terutama terkait kriteria yang semestinya dimiliki para kandidat tersebut. Ahmad Septian Nugraha misalnya, mantan Ketua Umum Permata Yogyakarta menyampaikan bahwa calon bupati atau wakil bupati ke depan harus memiliki lima kriteria. "Bupati dan wakil bupati Purwakarta pengganti Kang Dedi Mulyadi dan Dadan Koswara setidaknya harus memiliki integritas moral yang terpuji dan teruji, memahami kondisi sosial dan budaya masyarakat Purwakarta, mempunyai visi pembangunan yang modern tanpa melupakan kearifan lokal yang ada, berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang kelima, memiliki komitmen untuk menegakkan keadilan sosial dan tidak merasa benar sendiri," tutur mahasiswa Universitas Mercubuana Yogyakarta ini. Hampir senada dengan Ahmad, Presiden Mahasiswa STAI Dr. KHEZ Muttaqien, Doni Maulana mengharapkan bupati Purwakarta yang akan datang merupakan pemimpin yang inovatif, mampu menciptakan hal-hal baru dan menjadi tauladan bagi masyarakat. "Saya kira pemimpin Purwakarta ke depan mesti lebih baik dari Kang Dedi Mulyadi. Seorang yang inovatif yakni berupaya menciptakan hal-hal baru baik dalam tata kelola pemerintahan maupun kemasyarakatan, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi masyarakatnya, dan dapat menjadi tauladan bagi masyarakat Purwakarta,” paparnya. Sementara Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta, Habibi Samsul Bahri mengutarakan bahwa calon Bupati Purwakarta berikutnya harus memiliki pemahaman tentang tata kelola pemerintahan atau birokrasi yang baik, di samping mampu melanjutkan pembangunan kota Purwakarta. "Bupati Purwakarta selanjutnya mestilah orang yang benar benar faham tentang tata kelola pemerintahan atau birokrasi dan memiliki kemampuan untuk melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh Kang Dedi Mulyadi. Saya kira itu point pentingnya," tandasnya.
sumber : http://www.rmoljabar.com/read/2017/07/11/48225/Pengganti-Dedi-Wajib-Paham-Birokrasi-dan-Tidak-Merasa-Benar-Sendiri-
Comentários